Ini merupakan falsafah Batak kuno. Falsafah ini merupakan acuan dalam menggeluti dunia pertanian dan peternakan yang adalah mayoritas pekerjaan orang Batak. Begitu dalamnya makna Falsafah ini, hingga tertuang dalam Umpasa budaya Batak, seperti:
Binanga ni Sihombing binongkak ni Purbatua
Tu sanggar ma amporik tu lombang ma satua
Sai sinur ma pinahan gabe na niula...Emmatutu....
Tu sanggar ma amporik tu lombang ma satua
Sai sinur ma pinahan gabe na niula...Emmatutu....
Ternyata masyarakat Batak sudah mengenal lama sekali konsep ini, yang notabene didengungkan dunia pertanian saat ini dengan sebutan "Pertanian Organik". Falsafah Batak; SINUR PINAHAN, GABE NA NIULA yang indah ini, tak seindah pemaknaan dari masyarakat Batak itu sendiri. Sehinga dengan tangan terbuka, pertanian anorganik (kimia) dengan mudahnya menjadi ibarat tunangan pertanian itu sendiri. Ini mengakibatkan kerusakan parah, yaitu:
- Tanah tidak lagi baik, kering dan gersang (ketika hujan, akan terguyur/tangkuju: bhs batak, dan ketika musim kemarau, dia akan kering gersang panas tak menentu. Ini akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam waktu menahun.
- Pestisida: membuat hama lebih imun...dan akan merusak tanaman, karena konsep pemikiran masyarakat yang lebih membasmi, daripada mencegah (memberi imun terhadap tanaman)
- Manusia, terkena imbas pestisida yang disemprotkan ke tanaman dengan dosis tinggi, tanaman yang dikonsumsi setiap harinya. Masih banyak lagi dampak negatifnya...
Tidak mungkin gabe na niula, tanpa Sinur na Pinahan. Kira-kira seperti itu konsepnya...Contohnya, Humus kotoran ternak (cth..ayam), akan jadi pupuk organik yang sehat bagi tanaman (cth kentang).
Dengan demikian, saya tertarik dengan bagian ini, dan langkah awal saya menawarkan blog ini sebagai lawas berbagi informasi Organik bagi kita, tentunya dengan belajar juga teknologi pertanian jaman ini, yang TAK BERTENTANGAN dengan konsep SINUR PINAHAN, GABE NA NIULA.
Horas ma, Tuhanta ma mamasumasu hita. Salam dari Purwakarta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar